FIFA Diminta Bersikap Tegas atas Sengketa Sepak Bola di Israel dan Palestina

Karena sepak bola adalah bahasa dunia

Sejumlah anak laki-laki Palestina membawa bola dan memakai seragam berjalan menuju daerah pemukiman Yahudi di kawasan Tepi Barat. Dilansir The Jerusalem Post, (14/10), nampak polisi dan tentara Israel mencegah mereka memasuki gerbang kawasan yang bernama Maale Adumim yang menjadi tempat tinggal bagi 40.000 orang Israel di sebelah timur Jerusalem.

Baca Juga: KEJUTAN! Ignasius Jonan Adalah Menteri ESDM yang Baru!

FIFA Diminta Bersikap Tegas atas Sengketa Sepak Bola di Israel dan PalestinaJack Guez/theguardian.com

Rombongan ini akan melakukan protes yang mana anak-anak itu ingin bermain di stadion sepak bola di sana. Namun petugas tetap bersikeras anak-anak ini tak boleh masuk. Tidak lama kemudian protes ini pun berakhir.

Pekan ini akan diselenggarakan pertemuan di Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) di Swiss. Saatnya bagi mereka membicarakan apakah klub dari daerah pendudukan termasuk dari Maale Adumim, dilarang bergabung dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA).

FIFA Diminta Bersikap Tegas atas Sengketa Sepak Bola di Israel dan Palestinabbc.com
Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan bahwa menyelesaikan sengketa tajam seperti itu merupakan salah satu prioritas baginya. Pemukiman Maale Adumim didirikan di atas tanah yang dicaplok dan diduduki oleh Israel pada tahun 1967.

Dunia internasional memandang pendudukan ini sebagai hal yang ilegal dan menjadi halangan untuk perdamaian. Sementara Israel menentang keras pandangan itu.

Sepak bola seharusnya menjadi alat untuk mempromosikan perdamaian.

FIFA Diminta Bersikap Tegas atas Sengketa Sepak Bola di Israel dan PalestinaAmir Cohen/theguardian.com

Penasehat hukum IFA, Efraim Barak mengatakan bahwa sepak bola seharusnya menjadi alat untuk mempromosikan perdamaian dan hubungan baik bertetangga di antara bangsa-bangsa. FIFA sendiri menyatakan hal serupa, tetapi kini mereka diminta untuk mengambil sikap tegas.

Pegiat hak asasi Human Rights Watch (HRW) menyarankan agar IFA memindahkan pertandingan yang diakui FIFA ke wilayah Israel yang diakui oleh dunia internasional. Dengan menyelenggarakan pertandingan di tanah curian, FIFA dianggap secara tidak langsung ikut mengotori keindahan permainan sepakbola.

Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat juga tidak boleh memasuki kawasan pendudukan, termasuk menggunakan fasilitas lapangan. Untuk menekankan adanya ketimpangan dan diskriminasi, banyak anak-anak Palestina yang berdemonstrasi meninggalkan kawasan Maale Adumim sambil melantunkan nyanyian: “biarkan kami bermain."

Konflik Israel dan Palestina masuk dalam arena olahraga.

FIFA Diminta Bersikap Tegas atas Sengketa Sepak Bola di Israel dan PalestinaJack Guez/theguardian.com

Israel dan Palestina sama-sama bersemangat dalam soal sepak bola, dan ini bukan untuk pertamakalinya konflik keduanya memasuki arena olah raga. Tahun lalu, di tengah tekanan internasional, delegasi Palestina akhirnya membatalkan mosi mereka untuk meminta IFA dikenakan skors dari sepak bola internasional.

Baca Juga: Membayangkan Rakyat Indonesia Jadi Pengungsi di Negara Lain, Akankah Kita Tetap Seegois Ini?

Topik:

Berita Terkini Lainnya