PSSI & Liga Indonesia Ternyata Masih Punya Hutang Kepada La Nyalla

Hutangnya banyak, gimana cara PSSI dan Liga Indonesia menyelesaikannya?

Persoalan hutang federasi sepak bola Indonesia, PSSI dan operator Liga Indonesia kepada La Nyalla Mahmud Mattalitti ternyata masih belum selesai. Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum La Nyalla, Aristo Pangaribuan melalui siaran pers, Rabu (7/2/2018).

Kuasa hukum eks ketua PSSI tersebut sengaja menjelaskan kronologis timbulnya hutang PSSI dan Liga Indonesia terhadap kliennya. Hal itu dirasa perlu dilakukan agar stakeholder PSSI tahu duduk perkara yang sebenarnya.

1.  Sejak 2013 sudah ada dana talangan

PSSI & Liga Indonesia Ternyata Masih Punya Hutang Kepada La Nyallasitus pssi.org

Aristo mengungkapkan, setelah KLB di Hotel Borobudur 2013, La Nyalla yang dipercaya menjabat wakil ketua umum, mendampingi Djohar Arifin Husin sebagai ketua umum PSSI mulai menalangi kebutuhan dana untuk PSSI ketika federasi sepak bola tersebut kesulitan cashflow.

Menurutnya, kepengurusan Djohar sejak 2011-2013 ternyata memiliki beban hutang ke beberapa pihak.

“Sejak kepengurusan Pak Djohar memang sudah ada hutang. termasuk gaji pelatih, wasit dan lain-lain. Nah, diputuskan melalui rapat exco untuk dilunasi oleh kepengurusan hasil KLB 2013. Saat itu sudah mulai Pak La Nyalla mengeluarkan dana talangan,” kata Aristo.

Aristo menambahkan, sejak era Djohar memimpin PSSI, semua hutang kepada La Nyalla tercatat. Semuanya tercatat melalui perjanjian pinjaman yang ditandatangani langsung olehnya selaku ketua umum dan Joko Driyono, selaku Sekretaris Jenderal pada periode kepengurusan PSSI tahun 2013 hingga 2015.

“Sedangkan di periode 2015 hingga 2016, saat Pak La Nyalla menjabat sebagai ketua umum, perjanjian pinjamannya di tandatangani Erwin Dwi Budiawan selaku wakil ketua umum dan Azwan Karim selaku sekjend,” ujar Aristo.

2. Joko Driyono dan Ratu Tisha yang menandatangani surat pengakuan hutang yang diterbitkan

PSSI & Liga Indonesia Ternyata Masih Punya Hutang Kepada La Nyallainstagram @ratu.tisha

Dari semua hutang-hutang itu, setelah dilakukan audit oleh PSSI di awal tahun 2017 lalu, tercatat total hutangnya mencapai Rp 13,9 miliar. Sedangkan hutang Liga Indonesia kepada La Nyalla tercatat 700 ribu USD.

Angka tersebut tertera dalam surat pengakuan hutang yang diterbitkan PSSI, pada 22 November 2018 yang ditandatangani Ratu Tisha selaku sekjen. Sedangkan total hutang Liga Indonesia tertulis dalam surat pengakuan hutang tertanggal 30 September 2016 yang ditandatangani Joko Driyono selaku direktur.

“Pak Edy Rahmayadi pun tahu persis hutang ini karena saat pertama kali Pak La Nyalla bersurat ke Pak Edy, dijawab melalui surat lagi oleh Pak Edy. Isinya menjelaskan bahwa PSSI masih melakukan audit atas hutang-hutang tersebut,” beber pria yang pernah menjabat sebagai direktur hukum PSSI itu.  

“Nanti setelah audit selesai akan diinformasikan nilainya. Surat itu tertanggal 13 Februari 2017, ditandatangani Pak Edy sendiri. Dan sekarang audit sudah selesai, dan sudah dideklarasi oleh sekjend total nilai hutang PSSI. Jadi semua sudah clear,” Aristo menambahkan.

3.  Belum ada kejelasan mengenai skema pembayaran

PSSI & Liga Indonesia Ternyata Masih Punya Hutang Kepada La Nyallasitus pssi.org

Hanya saja  Aristo mengungkapkan, PSSI tak pernah menjawab pertanyaan kliennya tentang bagaimana skema pengembalian hutangnya. Apakah mau dicicil, atau bagaimana?

Hingga saat ini belum ada satu lembar suratpun dari PSSI yang menjelaskan bagaimana roadmap penyelesaian hutang-hutang tersebut. 

“Saya juga heran, kan surat dari kami hanya menanyakan bagaimana skemanya, bukan langsung minta uangnya. Itu pun nggak dijawab. Seharusnya Pak Jokdri menjawab lah, kan beliau tahu persis kronologis hutang-hutang PSSI dan Liga. Apalagi Pak Jokdri juga tandatangan perjanjian-perjanjian hutang itu,” ungkap advokat dari law firm Asshiddiqie Pangaribuan & Partners itu.

Ilyas Listianto Mujib Photo Verified Writer Ilyas Listianto Mujib

Buruh pena yang sedang menggeluti jurnalisme olahraga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya