Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarang

Pasti mereka akan menjadi timnas sepak bola terkuat di Eropa dan dunia!

Masih ingat dengan negara bernama Yugoslavia? Mungkin millenial usia menikah dan usia kerja masih cukup akrab dengan negara tersebut. Tapi Yugoslavia sekarang sudah resmi bubar.

Berdiri sejak tahun 1918, Yugoslavia akhirnya bubar tahun 1992 karena perang saudara dan wilayah yang dahulunya adalah bagian dari negara Yugoslavia kini menjadi negara sendiri-sendiri yaitu Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Serbia, Makedonia, Montenegro, dan Kosovo.

Pecahnya Yugoslavia juga berimbas pada bidang sepakbola. Sebelumnya seluruh putra terbaik dari etnis Serbia, Kroasia, Bosnia, dll. saling bahu membahu membela panji Yugoslavia di ajang sepakbola Internasional.

Prestasi sepakbola negara Slavia bersatu ini juga sangat baik mereka adalah salah satu tim kuat di Eropa yang menjadi langganan lolos ke Piala Dunia dan Piala Eropa dan sering jadi batu sandungan tim kuat dunia seperti Brasil, Jerman, atau Italia.

Bahkan timnas Yugoslavia yang mempunyai julukan Plavi (si biru) dijuluki Brasil dari Eropa karena memainkan sepakbola yang indah ditambah dengan kemampuan dan ketahanan fisik yang kuat khas tim-tim dari Eropa Timur.

Di Piala Dunia Yugoslavia pernah dua kali meraih posisi ke empat turnamen tahun 1930 dan 1962. Sementara di Piala Eropa, Plavi dua kali menjadi runner-up tahun 1960 dan 1968. Satu-satunya trofi yang pernah diraih Timnas Yugoslavia adalah juara Piala Dunia U-20 tahun 1987 di Cili.

Saat itu timnas junior Yugoslavia diisi oleh para legenda Balkan seperti Pedrag Mijatovic (Serbia), Sinisa Mihajlovic (Serbia), Davor Suker (Kroasia), Znvomir Boban (Kroasia), Alen Bocksic (Kroasia), Robert Jarni (Kroasia), dan Srcko Katanec (Slovenia) yang dilatih oleh pelatih kawakan Ivica Osim (Bosnia).

Dengan skuat yang mentereng nan berkualitas seperti itu, Yugoslavia bisa saja menguasai Eropa secara mudah jika masih bersatu. Hingga saat ini negara-negara pecahan Yugoslavia masih melahirkan talenta-talenta berbakat di olahraga sepak bola.

Pertanyaannya, jika negara Yugoslavia masih ada, seperti apakah skuat timnas yang akan dimiliki, melihat banyak pesepak bola hebat dunia muncul dari Serbia, Bosnia, Kroasia, Slovenia, Montenegro, dan Makedonia.

Berikut adalah susunan pemain seandainya Yugoslavia masih ada dengan formasi 4-3-3:

1. Kiper: Jan Oblak (Slovenia/Atletico Madrid)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarang90min.com

Jan Oblak adalah Kiper berusia 25 tahun kelahiran Skofja Loka, Slovenia. Ia memulai karir bersama klub Slovenia NK Olimpija sebelum pindah ke Benfica (Portugal) tahun 2010. Di Benfica, Oblak tidak langsung mendapatkan tempat utama, ia lebih sering dipinjamkan ke klub lain di Portugal seperti Beira Mar, Leiria, dan Rio-Ave.

Tiga tahun bertualang ia kembali ke Benfica dan mulai dipercaya oleh pelatih untuk mengawal mistar gawang Benfica. Puncak penampilan bersama Benfica adalah di tahun 2013 yaitu dengan membawa Elang Merah menembus partai final Liga Eropa.

Kiper bertinggi badan 189 cm ini sukses membendung serangan Juventus yang membombardir gawangnya di pertandingan semifinal. Walaupun di final gagal membawa Benfica memboyong gelar juara Liga Eropa karena kalah dari Sevilla, tapi kemampuannya sudah menarik hati klub-klub besar di Eropa.

Setelah tampil baik di musim 2013-2014, Jan Oblak akhirnya hengkang ke Atletico Madrid untuk menggantikan Thibaut Curtois yang pindah ke Chelsea. Selama membela Atletico, Oblak sudah mempersembahkan satu kali Piala Super Spanyol di tahun 2015.

Selain gelar bersama Atletico, Jan Oblak juga seudah memberi Benfica satu kali juara Liga Portugal musim 2013-2014, juara Piala Portugal musim 2013-2014, dan satu kali juara Piala Super Portugal musim 2013-2014.

Kelebihan Oblak adalah reflek dan respon yang bagus dalam mengantisipasi tembakan lawan. Selain itu ia mempunyai kekuatan dalam menjaga konsentrasi selama pertandingan berlangsung dan kecerdasan dalam membaca arah permainan lawan. Tidak heran jika jugador macam Ronaldo atau Messi kerap kesulitan membobol gawangnya ketika saling berhadapan di La Liga.

Bersama Timnas senior Slovenia, Jan Oblak sudah memiliki 17 caps. Walaupun gagal membawa Slovenia lolos ke Piala Dunia 2018 karena hanya bertengger di posisi ke-4 klasmen kualifikasi tapi Oblak tetap menjadi kiper terbaik di wilayah Balkan untuk saat ini.

2. Bek Kanan: Sime Vrsaljko (Kroasia/Atletico Madrid)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangskysports.com

Sebenarnya ada dua nama yang melegenda di sepak bola Balkan untuk posisi bek kanan. Yaitu Darijo Srna (Shaktar Donetsk, 35 tahun) dan Branislav Ivanovic (Zenit St Petersburg, 33 tahun). Namun karena usia yang sudah uzur membuat pilihan jatuh pada Sime Vrsaljko di posisi bek kanan yang masih berusia 26 tahun.

Bakat pemain bertinggi 183 cm ini tercium oleh klub Serie A Italia saat bermain di Dinamo Zagreb. Genoa kemudian memboyongnya di tahun 2013. Hanya setahun di Genoa, Vrsaljko pindah ke Sassuolo tahun 2014 dan kemampuannya semakin terasah di sana.

Kehebatannya bersama Sassuolo membuat pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone tertarik merekrutnya untuk melapis Juanfran yang semakin menua. Alhasil saat ini bersama Atletico, Sime berhasil merebut tempat di tim utama dan di musim 2017-2018 ia sudah mencatat 3 assist untuk Los Rojiblancos.  

Vrsaljko memulai debutnya bersama Timnas Kroasia di tahun 2011 dan total sudah membela Hvratska sebanyak 32 kali. Sime juga sudah pernah bermain di Piala Dunia 2014 di Brasil di posisi bek kiri, padahal posisi aslinya adalah bek kanan. Hebatnya ia juga fasih bermain sebagai bek kiri.

Itu adalah kelebihan pemain kelahiran Rijeka, Kroasia ini dalam bermain. Kaki kiri dan kanannya sama-sama hidup. Selain itu Sime punya kecepatan di atas rata-rata. Sepertinya Kroasia tidak perlu khawatir ketika Darijo Srna pensiun dari timnas, karena sudah ada Vrsaljko yang tidak kalah hebat di posisi bek kanan.

3. Bek Tengah Kanan: Stefan Savic (Montenegro/Atletico Madrid)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangfourfourtwo.com

Stefan Savic merupakan anggota skuat Manchester City yang menjuarai Liga Inggris di musim 2011/2012. Ia juga menjadi pemain Montenegro pertama yang berhasil menjadi kampiun Liga Inggris.

Dibeli City dari klub Serbia, Partizan Beograd di tahun 2011. Namun karena harus bersaing dengan bek tangguh lainya macam Vincent Kompany dan Joleon Lescott, Savic harus tersingkir dari City di akhir musim 2012 dan terpaksa hijrah ke Fiorentina.

Di Fiorentina Savic baru bisa membuktikan kualitasnya sebagai bek berbakat dari Balkan. Ia kerap kali mematikan para penyerang tajam di Serie A macam Higuain, Dyabala, atau Immobille.

Ketangguhanya dalam menghalau serangan lawan di Serie-A membuat Simeone memboyongnya ke Atletico di tahun 2015. Pemain berusia 27 tahun ini juga berhasil membawa Atletico ke final Liga Champions musim 2015/2016 walau kalah dari Real Madrid di final.

Kuat dalam duel satu lawan satu dengan lawan merupakan keunggulan utamanya. Savic juga sangat berani menabrakkan badannya dengan pemain lawan. Hal ini yang kadang membuatnya cedera.

Di musim ini bersama Atletico, Savic sudah 24 kali dimainkan oleh Simeone dan mematenkan satu tempat utama di lini belakang Atleti. Hal tersebut menjadi tanda bahwa Savic mulai bertransformasi menjadi bek terbaik dari daerah Balkan.

4. Bek Tengah Kiri: Dejan Lovren (Kroasia/Liverpool)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangliverpoolfc.com

Meski sering dianggap kurang cakap dalam menerapkan strategi yang diinginkan Jurgen Klopp di Liverpool, tetapi Dejan Lovren masih merupakan pemain belakang terbaik Kroasia, juga di antara pemain belakang dari negeri pecahan Yugoslavia lainnya.

Pemain yang saat ini menginjak usia 28 tahun ini mengawali karier di Dinamo Zagreb sebelum pindah ke Lyon di tahun 2010. Bersama Lyon ia meraih satu gelar Piala Prancis di musim 2011/2012.

Lovren kemudian meninggalkan zona nyamanya bersama Lyon menuju klub papan bawah di Liga Inggris, Southampton untuk mencari tantangan pada tahun 2013. Satu musim yang penuh tantangan dilewati Lovren dengan baik hingga Liverpool kepincut untuk memakai jasanya.

Kekuatan Lovren yang membuat Liverpool terpikat adalah akurasinya dalam melakukan tekel saat mengantisipasi tembakan atau merebut bola dari lawan. Selain itu ia sangat cepat dalam adu sprint dengan striker lawan di area pertahanan, dan kemauan keras dalam merebut bola adalah kelebihan lain dari Lovren.

Kemauan keras dan tidak mau kalah tersebut didapat Lovren ketika menjalani kehidupan keras sebagai pengungsi, akibat pasukan Serbia menyerang desanya di Bosnia (Lovren adalah orang Kroasia yang tinggal di Bosnia) untuk melakukan pembersihan etnis kepada orang Bosnia dan Kroasia.

5. Bek Kiri: Aleksandar Kolarov (Serbia/AS Roma)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangmcfcwatch.com

Sama seperti Savic, Aleksandar Kolarov adalah bagian dari skuat yang membawa Manchester City juara liga Inggris pertama kalinya di musim 2011/2012 setelah 44 tahun tidak pernah memenangi Liga Inggris.

Namun karena sering mendapat cedera selama bermain di Inggris membuat City harus melegonya ke AS Roma musim 2017/2018. Keputusannya pindah ke AS Roma membuat suporter Lazio berang. Karena sebelum bermain di Manchester Biru, Kolarov adalah pemain Lazio dan karirnya melesat karena bermain bersama I Biancoseleste.

Tapi untuk negaranya Serbia, Kolarov mungkin sebuah berkah karena pemain berusia 32 tahun ini adalah bek sayap kiri terbaik yang berkiprah di Eropa selain Marcelo (Real Madrid) dan Jordi Alba (Barcelona).

Kolarov sudah membuktikan kehebatannya dengan berhasil membawa Serbia lolos ke Piala Dunia 2018 dengan menjadi juara grup di babak kualifikasi. Selama hampir 10 tahun membela Timnas Serbia, Alex sudah mengenyam 73 caps dan mencetak 10 gol.

Di musim ini bersama AS Roma, Kolarov sudah mencetak 3 gol dan 9 assist di semua ajang yang diikuti Roma. Pemain satu ini memang tipikal full back yang sangat agresif. Golnya ke gawang Chelsea di Liga Champions musim ini membuktikan keagresifannya dengan menggiring bola dari belakang ke depan sebelum menceploskan bola ke gawang Curtois.

6. Gelandang Bertahan: Nemanja Matic (Serbia/Manchester United)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangskysports.com

Nemanja Matic merupakan pemain termahal di bekas wilayah Yugoslavia dan gelandang bertahan kedua termahal setelah Granit Xhaka dengan harga 45 juta Euro. Kelebihan pemain kelahiran Sabac, Serbia 29 tahun silam ini adalah penjagaan ruang di lini tengah yang sangat baik.

Matic juga sangat bagus dalam upaya merebut bola dari lawan, umpan long passing-nya juga sama baiknya. Ditambah dengan tinggi badan 194 cm yang membuatnya kerap kali unggul dalam duel udara di lini tengah.

Hal tersebutlah yang membuat pelatih Jose Mourinho sangat menyukainya waktu di Chelsea dan sekarang bersama Manchester United di musim 2017-2018. Kepergian Matic ke MU yang membuat peforma Chelsea kurang bagus musim ini. Karena membiarkan Ngolo Kante berjuang sendirian di lini tengah. Ini membuktikan betapa pentingnya peran Matic untuk tim

Bersama Timnas Serbia Matic sudah mengemas 36 penampilan dan mencetak 2 gol sejak debutnya di tahun 2008. Di Piala Dunia 2018 nanti Matic pasti akan menjadi pemain penting Serbia dan salah satu pemain yang bakal menonjol selama perhelatan even empat tahunan itu.

7. Gelandang Sentral: Ivan Rakitic (Kroasia/Barcelona)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekaranggoal.com

Ivan Rakitic awalnya adalah warga negara Swiss keturunan Kroasia. Ia pun mengawali kariernya bersama klub besar Swiss FC Basel sebelum hijrah ke Schalke 04 tahun 2007, lalu ke Sevilla tahun 2011, dan sejak 2014 membela Barcelona hingga kini.

Rakitic bahkan sempat membela Timnas U-18 Swiss sebelum pelatih Timnas Kroasia saat itu, Slaven Bilic merayunya untuk membela Kroasia dan memulai debut bersama negeri leluhurnya di tahun 2007.

Rakitic sudah membela 88 kali membela Kroasia dan mencetak 13 gol. Ivan juga berhasil membawa Kroasia lolos ke Piala Dunia secara beruntun di tahun 2014 dan 2018. Serta menjadi langganan lolos ke Piala Eropa sejak 2008, 2012, dan 2016.

Bersama Barcelona, pemain kelahiran 10 Maret 1988 ini merasakan kesuksesan besar bersama Blaugrana. Bisa dibilang Ivan Rakitic adalah pemain tersukses Kroasia selain Luka Modric.

Bersama Barca, Rakitic satu kali juara Liga Champions (2015), 2x juara Liga Spanyol (2015/2016), tiga kali juara Copa Del Rey (2015, 2016, 2017), satu kali juara Piala Super Spanyol (2017), satu kali juara Piala Super Eropa (2015), dan satu kali juara Piala Dunia Antar Klub (2015).

Sebagai gelandang sentral, Rakitic tidak seperti Xavi Hernandez yang sering melakukan passing akurat dari lini tengah. Ia justru sering bergerak layaknya pemain sayap di sisi flank untuk menembus pertahanan lawan. Justru kelebihannya tersebut membuat kerjasama dengan Lionel Messi di sisi kanan untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan menjadi lebih ganas dan bervariasi.

8. Gelandang Serang: Luka Modric (Kroasia/Real Madrid)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangfourfourtwo.com

Selain Ivan Rakitic, Luka Modric adalah pemain tersukses Kroasia. Tiga gelar juara Liga Champions sudah ia persembahkan untuk Real Madrid ditahun 2014, 2016, dan 2017. Modric menjadi kunci kesuksesan Madrid menjuarai Liga Champions dua musim berturut-turut.

Perannya bagi Los Galacticos sangat penting. Baik dalam memulai serangan, menjaga bola, dan mengirimkan umpan akurat kepada para penyerang. Kekurangan pada fisiknya yang kecil ditutupi dengan kecerdasan dalam mengirimkan umpan dengan brilian. Kemampuannya kemudian diakui oleh UEFA dan memasukkan namanya pada European Best XI pada musim 2016-2017.

Bersama Timnas Kroasia Modric sudah membela Hvratska sebanyak 103 kali dan mencetak 13 gol sejak debutnya di tahun 2006. Duetnya dengan Ivan Rakitic di Piala Dunia 2018 membuat lini tengah Kroasia akan menjadi yang terkuat di antara negara kontestan lainnya.

9. Penyerang Sayap Kanan: Ivan Perisic (Kroasia/Inter Milan)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarang90min.com

Di awal kariernya Ivan Perisic adalah seorang playmaker yang ia jalani saat bermain di Hadjuk Split tahun 2006 sampai hingga bermain di Dortmund tahun 2013. Transformasi posisi bermain mulai ia jalani ketika berkarir bersama VFL Wolfsburg.

Sejak bermain bersama Wolfsburg, Perisic dimainkan sebagai penyerang sayap atau gelandang sayap. Hal itu terjadi karena Wolfsburg saat itu telah memiliki playmaker berkualitas yaitu Kevin De Bruyne.

Namun perubahan posisi tersebut membawa berkah bagi kariernya. Ivan mulai nyaman di posisi barunya dan bisa berperan maksimal bagi Wolfsburg. Peforma bagus di Wolfsburg membuat Inter Milan membelinya dengan harga 16 juta Euro di musim panas tahun 2015.

Bersama Inter kariernya terus moncer dan Ivan semakin populer di mata para fans sepak bola dunia. Di musim 2017/2018, Perisic sempat membawa Inter memimpin klasmen Serie-A dengan rekor 16 pertandingan tak terkalahkan di liga.

Bersama Timnas Kroasia, Perisic konsisten meloloskan Kroasia ke turnamen besar yaitu Piala Dunia tahun 2014 dan 2018 serta Piala Eropa 2012 dan 2016. Bahkan Perisic menjadi top skor Kroasia di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan mencetak 6 gol dalam 9 pertandingan.

10. Penyerang Sayap Kiri: Mario Mandzukic (Kroasia/Juventus)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekarangbleacherreport.com

Mau tahu siapa striker zaman now yang kemampuannya paling komplit? Mario Mandzukic adalah termasuk di antaranya. Di Juventus ia berperan sebagai seorang pencetak gol, post player, defensive striker, pengumpan jitu, dan penyerang sayap.

Kemampuannya dalam mencetak gol sudah tidak diragukan lagi. Karena posisi aslinya memang penyerang murni. Namun ia sangat cakap berperan di luar tugas sebagai striker utama dengan baik. Itu adalah sesuatu yang luar biasa dari dirinya.

Mandzukic jelas mempermudah kerja Gonzalo Higuain di lini depan Juve. Dirinya sering memantulkan bola lambung ke arah Higuain dalam upaya membongkar pertahanan lawan. Selain itu Mandzukic juga sangat piawai dalam memulai serangan balik lalu memberikan umpan akurat kepada rekannya.

Terhitung Mario sudah tercatat memberikan 3 assist kepada rekannya dan mencetak 7 gol dari 29 penampilan di seluruh turnamen musim ini.

Paling krusial ketika ia bermain bersama Juventus di bawah asuhan Masimilliano Allgeri adalah perannya sebagai defensive striker. Ia sering menguber bola dan mengganggu para bek lawan yang sedang menguasai bola di daerah pertahanannya.

Jangan lupa juga aksinya dalam mengawal Lionel Messi di perempatfinal Liga Champions musim lalu, dengan memakai badannya yang besar membuat Messi kesulitan  dalam upaya mengeksploitasi pertahanan Juve. Alhasil juve berhasil mengandaskan Barca dengan agregat 3-0.  

Bersama Timnas Kroasia ia sudah mencetak 30 gol dan mencatat 83 caps sejak memulai debut di tahun 2007. Sama dengan Rakitic, Modric, dan Perisic, Mario merupakan generasi yang konsisten membawa Kroasia selalu lolos ke Piala Dunia dan Piala Eropa di dua edisi terakhir.

Kombinasi 4 pemain tersebut dipastikan akan membuat tim-tim lain yang menjadi peserta Piala Dunia menjadi waspada. Karena tim kotak-kotak merah putih ini punya potensi dan kualitas pemain yang luar biasa.

11. Penyerang Murni: Edin Dzeko (Bosnia/AS Roma)

Jika Yugoslavia Masih Ada, Mungkin Ini Skuat Timnasnya Sekaranggoal.com

Jika ditanya siapa striker murni nomor 9 terbaik di bekas wilayah Yugoslavia saat ini? Semua pecinta sepak bola hampir pasti menjawab Edin Dzeko sebagai striker terbaik Balkan era sekarang.

Total Dzeko sudah mencetak 189 gol dari lima klub yang pernah dibelanya yaitu Zeljeznicar, Teplice, VFL Wolfsburg, Manchester City, dan AS Roma. Bahkan Dzeko pernah menjadi top skor Bundesliga Jerman di musim 2009/2010 dengan mencetak 22 gol dalam satu musim.

Pria berusia 31 tahun ini juga membantu Manchester City juara Liga Inggris di tahun 2012 dengan mencetak gol penyama ke gawang QPR sebelum Sergio Aguero menciptakan gol kemenangan yang memastikan City sebagai juara Inggris di pertandingan terakhir.

Bersama AS Roma, Dzeko tetap tajam walau sekarang Roma masih bertengger di posisi 4 klasemen, namun gelontoran gol dari kakinya terus berlangsung. Dzeko sudah mencetak 14 gol dan 4 assist di seluruh kompetisi bersama Roma.

Di Timnas Bosnia, Edin Dzeko sudah mengenyam 89 penampilan dan mencetak 52 gol. Prestasi tertinggi yang pernah ia persembahkan buat Bosnia adalah dengan meloloskan negerinya ke Piala Dunia untuk pertama kali di tahun 2014.

Itu tadi 11 pemain yang dimiliki jika negara Yugoslavia masih ada. Bagaimana mengerikan, bukan? Belum lagi ditambah nama-nama seperti Samir Handanovic (Bosnia), Miralem Pjanic (Bosnia), Stefan Jovetic (Montenegro), Adam Llajic (Serbia) dan lainnya.

Seandainya Yugoslavia masih berkiprah di sepakbola internasional, mungkin negara seperti Jerman tidak akan mudah untuk menjadi juara dunia atau Eropa ya!.   

Dwiki Libra Photo Verified Writer Dwiki Libra

https://serigala-bola.blogspot.com/

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya