Serba-Serbi Kemenangan Marcus dan Kevin di All England 2017
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pecinta bulutangkis Indonesia sedang bersuka cita, satu-satunya wakil merah putih di final All England tahun ini yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berhasil menorehkan sejarah dan meraih gelar juara. Ganda putra terbaik Indonesia tersebut berhasil mengalahkan wakil Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 21-19 21-14 di babak final. Kira-kira apa saja hal menarik di balik kemenangan ‘minions’ di kejuaraan bulutangkis tertua di di dunia ini?
Memang ditarget juara.
Melalui wawancara bersama awak media beberapa waktu lalu, pelatih kepala ganda putra pelatnas PBSI, Herry IP memang memasang target juara untuk semua pasangan ganda putra yang berangkat ke All England. Akan tetapi potensi terbaik memang ada di Marcus/Kevin.
Sudah naik podium, lawannya masih lebih tinggi.
Lawan-lawan Marcus/Kevin yang mereka kalahkan dari babak pertama hingga final memiliki tinggi badan sekitar 172-205 cm sedangkan mereka hanya memiliki tinggi badan 167 cm dan 170 cm.
Babak pertama : Hendra Setiawan/Tan Boon Heong (Indonesia/Malaysia) 183 cm/172 cm
Babak kedua : Peter Briggs/Tom Wolfenden (Inggris) 193 cm/193 cm
Babak perempatfinal : Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) 185 cm/192 cm
Babak semifinal : Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) 186 cm/205 cm
Babak final : Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) 195 cm/193 cm
Dari segi tinggi badan boleh kalah, namun Marcus/Kevin masih memiliki kelebihan di kemampuan mengolah bola dan kecepatan. Kevin pernah menuliskan di profilnya di situs PB Djarum, klub yang menaunginya saat ini, bahwa " Biarpun saya terlihat kecil tetapi kemampuan saya besar".
Mengusung misi balas dendam!
Editor’s picks
Pernah kalah di turnamen sebelumnya dari Mads/ Mads asal Denmark dan Li/ Liu asal Tiongkok tidak mematahkan semangat mereka untuk terus melaju. Berdasarkan rekor pertemuan sebelum All England, tercatat Marcus/ Kevin kalah dua kali dari Mads/Mads. Pertama kali di All England 2015 dengan skor 11-21 21-10 13-21 serta di Dubai World Superseries Finals akhir tahun lalu dengan skor 12-21 19-21. Sedangkan dengan Li/ Liu kalah satu kali di Vietnam Open 2015 dengan skor 21-15 21-23 18-21. Namun kekalahan itu terbayar lunas di babak semifinal dan final.
Peringkat dunia melesat naik.
Sebelum All England Marcus/ Kevin berada di peringkat 5 dunia. Setelah mengalami pertambahan poin juara yang cukup besar sehingga minggu ini mereka diperkirakan akan memuncaki peringkat 1 dunia BWF menggusur Goh V Shem/Tan Wee Kiong asal Malaysia. Hal tersebut merupakan angin segar di kala bubarnya duet Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Gelar juara sebagai kado ulang tahun.
Juara All England menjadi kado spesial bagi Marcus yang berulang tahun ke-26 pada 9 Maret lalu.
Move on dari pil pahit 2013.
Sisi lain kehidupan Marcus sebelum meraih kesuksesan seperti sekarang. Terjadi suatu permasalahan antara dirinya dengan pelatih di tahun 2013 karena namanya tidak didaftarkan untuk mengikuti All England pada tahun tersebut. Ia pun mengundurkan diri dari pelatnas dan berpasangan dengan Markis Kido hingga bisa meraih gelar juara di French Open 2013. Uniknya, setelah itu Marcus kembali mendapat promosi untuk kembali bergabung ke pelatnas PBSI pada tahun 2014 hingga saat ini.
Rekor kemenangan 100% di final superseries/ superseries premier.
Marcus/Kevin sudah berpasangan selama dua tahun. Saat bisa mencapai final turnamen superseries/superseries premier seperti di India Open 2016, Australia Open 2016, China Open 2016, hingga All England tahun ini mereka selalu juara.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.