Dominasi Olimpiade, Ribuan Atlet Tiongkok Dituduh Doping

"Jika menolak doping, kamu harus tinggalkan tim."

Sudah bukan rahasia lagi jika Tiongkok hampir pasti mendominasi setiap kompetisi olahraga, termasuk olimpiade. Namun, rekor itu harus dicederai oleh klaim dari Xue Yinxian, seorang mantan dokter untuk tim Olimpiade Tiongkok. Ia menyebut ada ribuan atlet lakukan doping dalam sejak 1980-an hingga 1990-an.

Xue dipecat karena menolak memakai obat doping terlarang.

Dominasi Olimpiade, Ribuan Atlet Tiongkok Dituduh Doping ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee

Klaim tersebut diucapkan oleh Xue kepada media Jerman. Dikutip dari Deutsche Welle, Xue mengklaim itu adalah skema doping sistematik yang diwajibkan oleh pemerintah. "Ada lebih dari 10.000 orang yang terlibat. Seluruh medali internasional yang dimenangkan atlet Tiongkok pada masa itu seharusnya ditarik kembali," ujar Xue.

Sebelumnya, pemerintah Tiongkok meyakinkan publik bahwa tak ada atlet mereka yang menggunakan obat-obatan tertentu untuk meningkatkan performa. Xue sendiri dipecat ketika Tiongkok mengikuti Olimpiade Korea Selatan pada 1988.

Pemecatan tersebut dilatarbelakangi penolakannya untuk menggunakan sebuah obat doping terlarang. Pada 2012, Xue yang kini berusia 79 tahun pernah membeberkan praktik doping di Tiongkok kepada media Australia, Sydney Morning Herald.

Baca juga: Mengejutkan, Sepertiga Atlet Cabang Olahraga Ini Pakai Doping

Siapapun yang menolak, harus angkat kaki dari tim.

Dominasi Olimpiade, Ribuan Atlet Tiongkok Dituduh Doping ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Saking sistematisnya praktik doping tersebut, menurut Xue ada bahaya yang mengintai jika seseorang menolaknya. Pemerintah Tiongkok bersikeras bahwa semua tim olahraga harus memakai obat-obatan tertentu, mulair dari tim sepak bola, bulu tangkis, lari, hingga angkat besi. Atlet termuda yang doping masih berusia 11 tahun.

"Jika kamu menolak doping, kamu harus meninggalkan tim. Selama kamu tak ketahuan, kamu adalah atlet yang baik. Pemerintah hanya ingin menghasilkan medali-medali emas tak peduli bagaimana caranya," ujarnya kepada media Jerman, Süddeutsche Zeitung.

Walau ia adalah ketua tim medis, tapi ia tak luput dari ancaman. "Siapapun yang menolak doping, merusak negara, dan siapapun yang membahayakan negara sekarang berada di penjara," katanya kepada ARD.

Xue pun meninggalkan Tiongkok pada 2015. Pemerintah mencoba mengintimidasinya. Tujuannya adalah agar Xue tidak buka suara.

"Suatu saat, delapan orang datang ke rumahku. Mereka ingin aku tak bicara soal penggunaan doping. Mereka menyuruhku menyerah. Aku berkata 'Aku tak bisa melakukannya'. Mereka ingin membungkamku," ujarnya.

Xue dan putranya menunggu empat bulan agar pemerintah Jerman menyetujui permintaan suaka keduanya. Putra Xue sendiri berkata,"Pemerintah takut orang-orang menyatakan kebenaran." 

Baca juga: Olimpiade Terindikasi Korupsi, Bantuan untuk Brasil Dihentikan

Topik:

Berita Terkini Lainnya