4 Pemicu Tim Putra Indonesia Jadi Juara Asia Team Championship 2018

Selamat untuk tim putra Indonesia. Semoga berlanjut di Thomas Cup Mei nanti ya

Tim putra bulu tangkis Indonesia akhirnya berhasil mempertahankan gelar Badminton Asia Team Championship (BATC) setelah di final mengalahkan tim putra Cina, 3-1, Minggu (11/2/2018) malam. Perjuangan Indonesia untuk mempertahankan gelar tidaklah mudah.

Ada beberapa kejadian tak terduga yang mengiringi penampilan tim putra Indonesia di kejuaraan yang digelar di Alor Setar Malaysia ini. Mulai cederanya Marcus Gideon hingga kondisi Anthony Ginting yang kurang fit.

Namun dengan situasi yang ada, tim putra Indonesia mampu menjadi juara di kejuaraan yang juga menjadi kualifikasi Thomas Cup 2018 ini. Setidaknya ada empat hal yang menjadi kunci sukses tim putra Indonesia bisa menjadi "raja bulu tangkis Asia" di tahun ini. Apa saja?

1. Penampilan hebat Jonatan Christie

4 Pemicu Tim Putra Indonesia Jadi Juara Asia Team Championship 2018badmintonindonesia.org

Kemenangan tim putra Indonesia atas tim China diawali oleh Jonatan Christie yang mengalahkan tunggal utama Cina, Shi Yuqi. Dikutip dari Badmintalk_com, kalah di game pertama, Jonatan lantas menang rubber game 16-21, 21-17, 21-18 atas pemain yang pekan lalu jadi juara India pen 2018 ini.

Kemenangan ini menyempurnakan penampilan hebat Jonatan di Badminton Asia Team Championship (BATC) 2018.

Diplot sebagai tunggal pertama Indonesia, Jojo, sapaan Jonatan Christie, selalu tampil dalam enam pertandingan. Mulai laga pertama melawan Maladewa di penyisihan grup hingga final. Hebatnya, dia selalu menang dalam enam pertandingan tersebut.

Dia bahkan berhasil menang atas pemain-pemain yang ranking BWF-nya lebih tinggi. Dia mengalahkan tunggal putra terbaik India, Srikanth Kidambi fase grup, Kenta Nishimoto (Jepang) di perempat final, Son Wan-ho (Korsel) di semifinal, sekaligus membalas kekalahan di Indonesia Masters pada Januari lalu. Dan di final mengalahkan Shi Yuqi.

Dengan turun sebagai pemain pertama, kemenangan yang diraih Jojo sangat penting. Karena membuat tim lebih percaya diri dan semangat di pertandingan berikutnya. Dikutip dari Badmintonindonesia.org, Jojo mengaku bersyukur bisa menyumbang poin untuk membawa tim Indonesia mempertahankan gelar.

"Saya bersyukur bisa menyempurnakan penampilannya di kejuaraan ini dengan konsisten menyumbang angka bagi tim dari babak penyisihan hingga ke final,” ujar Jonatan.

2. Kaya variasi di nomor ganda

4 Pemicu Tim Putra Indonesia Jadi Juara Asia Team Championship 2018www.bolasport.com

Kemenangan tim putra Indonesia atas tim Cina ditentukan di pertandingan keempat lewat ganda Hendra Setiawan/Rian Agung Saputro. Dikutip dari Instagram @bulutangkisri, Hendra/Rian Agung menang straight game, 21-14, 21-19 atas Han Chengkai/Zhou Haodong (CHN).

Sebelumnya, ganda Mohammad Ahsan/Angga Pratama juga menang di game kedua, 21-19, 21-18 atas He Jiting/Tan Qiang.

Nomor ganda memang jadi penyumbang poin bagi tim Indonesia. Hebatnya, dari tiga pasangan ganda Indonesia, pemain bisa dipasangkan dengan siapa saja. Ketika Marcus Gideon cedera, Kevin Sanjaya dimainkan dengan Mohammad Ahsan saat melawan India dan Jepang.

Lalu di semifinal dan final, Ahsan dipasangkan dengan Angga Pratama. Sementara Hendra Setiawan yang sempat dimainkan dengan Angga di laga pertama melawan Maladewa, bermain dengan Rian Agung.

Total, selama BATC 2018, Indonesia memaikan 6 pasangan ganda berbeda. Indonesia kaya variasi di nomor ganda. Dan, meskipun diacak-acak, ganda putra bisa diandalkan.

Dikutip dari Badminton.ina, Mohammad Ahsan menyebut pasangan mereka memang sering diacak-acak pelatih. “Kami sering latihan tanding dengan bergiliran ganti partner, diputar-putar saja partnernya, jadi sudah terbiasa,” kata Ahsan.

3. Kualitas pemain tunggal tidak jauh beda

4 Pemicu Tim Putra Indonesia Jadi Juara Asia Team Championship 2018badmintonindonesia.org

Dari lima pertandingan yang dipertandingkan di BATC 2018 sejak fase grup, tiga merupakan nomor tunggal. Tim putra Indonesia beruntung memiliki empat tunggal putra yang kualitasnya tidak jauh berbeda.

Jonatan Christie, Anthony Ginting, Ihsan Maulana Mustofa dan Firman Abdul Kholik bisa diandalkan. Mereka tampil oke dan bergantian menyumbangkan poin untuk Indonesia.  

Ketika Anthony Ginting terkendala kebugaran, Indonesia masih punya Ihsan Maulana Mustofa yang menjadi penentu saat melawan India di pertandingan terakhir grup yang juga penentuan juara grup.

Ketika Ihsan Maulana tidak mampu mendapatkan poin, Panji Ahmad Maulana tampil sebagai pahlawan keika melawan Korsel di semifinal.

4. Tim kompak meski terdiri dari pemain senior-junior

4 Pemicu Tim Putra Indonesia Jadi Juara Asia Team Championship 2018www.pbdjarum.org

Tim putra Indonesia yang tampil di BATC 2018 terdiri dari pemain senior dan junior. Hendra Setiawan (33 tahun) dan Mohammad Ahsan (30 tahun) merupakan pemain senior. Sementara Firman Abdul Kholik, Ihsan Maulana Mustofa, Ginting dan Jojo masih berusia 20-an.

Meski terpaut usia cukup jauh, tetapi tidak ada sekat di tim. Pemain senior bisa menyatu dengan juniornya dan bisa memberikan masukan. Ini yang juga menjadi kunci sukses Indonesia.

Keguyuban tim putra Indonesia terlihat ketika mereka merayakan kemenangan atas Korsel di semifinal di lapangan. Begitu juga ketika di final tadi malam. Mereka langsung berlarian dan berangkulan di lapangan.

Firman Abdul Kholik yang menjadi pemain termuda di tim, mengaku sangat termotivasi dan tidak terbebani. Menurutnya, di tim putra Indonesia ada banyak senior yang menjadi mentor baginya dalam memberikan masukan terkait permainan.

Selamat untuk tim putra Indonesia. Semoga sukses di BATC ini berlanjut di Piala Thomas 2018 Mei mendatang.

Hadi Santoso Photo Verified Writer Hadi Santoso

cinta menulis seperti mencintai sepak bola dan bulutangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya