Jelang All England 2018, Pemain Top Dunia Gugat Aturan Servis Baru

Pemain Indonesia sudah banyak yang merasa dirugikan di German Open

Kontroversi penerapan aturan servis baru oleh Badminton World Federation (BWF) terus berlanjut. Jelang dimulainya turnamen All England Open 2018 yang akan digelar di Birmingjam, Inggris pada 14-18 Maret, aturan servis baru yang mengharuskan pemain memegang shuttlecock tidak boleh melewati 115 cm dari atas permukaan lapangan, digugat para pemain top dunia.

Aturan servis baru ini memang akan diterapkan di All England 2018. Muncul kekhawatiran penerapan aturan servis baru ini akan memunculkan protes dari pemain-pemain yang tampil. Pekan lalu, aturan baru ini sudah diterapkan di German Open dan mendapat sorotan dari beberapa pemain yang merasa dirugikan.

1. Aturan servis baru seharusnya diuji coba di turnamen kecil, bukan di All England

Jelang All England 2018, Pemain Top Dunia Gugat Aturan Servis Baruhindustantimes.com

Juara tunggal putra All England 2017, Lee Chong Wei termasuk pebulutangkis yang resah terkait diterapkannya aturan servis baru di All England 2018. Tunggal putra ranking 2 dunia asal Malaysia ini, mempertanyakan mengapa aturan servis baru tersebut diterapkan di All England yang merupakan turnamen bergengsi.

Menurut Chong Wei, peraturan servis baru tersebut seharusnya diuji coba di turnamen kecil. Memang, aturan tersebut sudah dipakai di German Open. Tetapi, karena berdekatan dengan All England, beberapa pemain top tidak ikut tampil, termasuk Chong Wei.

“Sulit bagi saya untuk berkomentar tentang aturan baru ini. Sebab, saya akan melakukannya pertama kali di All England. Pihak Badminton World Federation (BWF) seharusnya memilih turnamen kecil dulu untuk mencoba aturan ini,” ujar Lee Cheng Woi seperti dikutip dari thestar.com.my.

2. Bila servis-nya dinyatakan fault, Lee Cong Wei sudah siapkan jurus

Jelang All England 2018, Pemain Top Dunia Gugat Aturan Servis Baruthemalaymailonline.com

Kontroversi dari peraturan servis baru ini bermula dari letak ketinggian shuttlecock dari permukaan lapangan. Namun, lebih dari itu adalah penilaian fault atau tidak yang bergantung sudut pandang hakim servis. Sebab, beberapa pemain yang tampil di German Open, servisnya dinyatakan fault meski merasa sudah melakukan servis rendah.

Karena khawatir di-fault yang berarti poin buat lawan, pemain jadinya terfokus ke servis dan kurang siap dengan pengembalian dari lawan. Nah, Chong Wei sudah menyapkan ‘jurus’ seandainya servis-nya di All England nanti ternyata dinyatakan fault oleh hakim garis.

Pemain dengan tinggi badan 172 cm ini akan menyampaikan protes. “Jika servis saya disalahkan, saya akan meminta hakim garis untuk melakukan servis yang menurutnya benar,” sambung pemain yang sudah juara All England 4 kali ini.

Sesuai hasil drawing All England 2018 yang dikutip dari bwf.tournamentsoftware.com, Lee Chong Wei akan menghadapi pemain Brasil, Ygor Coelho di round 1 All England 2018.

3. Lin Dan sebut aturan servis baru ini konyol

Jelang All England 2018, Pemain Top Dunia Gugat Aturan Servis Baruallenglandbadminton.com

Sebelumnya, juara All England 5 kali, Lin Dan bersuara lebih lantang perihal kontroversi penerapan aturan servis baru ini. Berbeda dengan Chong Wei, Lin Dan sudah merasakan servis baru ini setelah ikut tampil di German Open.

Menurut Lin Dan, ide aturan servis baru tersebut tidak muncul dari pemain maupun pelatih. Tetapi hanya dari beberapa orang yang berada di dalam ruang kerja.

"Saya telah bermain di banyak turnamen selama 10 tahun dan berlatih bulutangkis lebih dari 30 tahun. Dan sekarang, BWF mengajari saya bagaimana melakukan servis. Sejujurnya, ini benar-benar konyol," ujar Lin Dan dikutip dari scmp.com.

4. Ada banyak pemain dirugikan di German Open, termasuk Lin Dan

Jelang All England 2018, Pemain Top Dunia Gugat Aturan Servis Baruscmp.com

Menurut Lin Dan, ada banyak pemain yang tampil di German Open, termasuk dirinya yang dirugikan dengan peraturan baru ini. Dengan penerapan aturan ini, dia menyebut fokus pertandingan kini tidak pada pemain, tetapi kepada ofisial yang kini menentukan hasil pertandingan.

"Awalnya saya pikir, BWF akan menerapkan teknologi baru untuk menerapkan aturan ini, tetapi ternyata hanya hakim servis yang mengandalkan pandangannya untuk memutuskan apakah servis kami keliru atau tidak," ujarnya.

"Saya tidak sedang menyerang pekerjaan hakim servis. Saya hanya mempertanyakan hal ini kepada BWF, apa sih yang ingin Anda dapatkan dengan aturan baru ini? Apakah itu untuk memperbaiki kualitas badminton? Dari hati terdalam saya katakan tidak," sambun Lin Dan.

Lin Dan yang menjadi unggulan 6, akan bertemu pemain Denmark, Hans-Kristian Vittinghus di round 1.

Hadi Santoso Photo Verified Writer Hadi Santoso

cinta menulis seperti mencintai sepak bola dan bulutangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya