F1 2016: Balapan yang Membosankan, Mudah Diprediksi dan Kurang 'Greng'!

Kita semua kangen rivalitas a la Michael Schumacher vs Hakkinen

Formula 1 harusnya lebih seru lagi.

Kalimat itu nampaknya jadi apa yang diinginkan oleh para pecinta F1. Sejak musim 2014 berakhir, tampaknya Formula 1 menjadi ajang yang mudah ditebak. Hal ini mungkin dikarenakan dominasi yang tidak masuk akal dari salah satu tim. Ya, Mercedes-Benz. Siapa lagi kalau bukan duet Nico Rosberg dan Lewis Hamilton yang mampu menaiki podium, baik posisi satu, dua ataupun tiga.

Kedua pembalap ini seakan tidak kesulitan untuk melewati lawan lainnya. 'Kesempurnaan' dari Mercedes seolah menjadi katalis dalam ajang balapan yang harusnya, atau dipercaya, membuat jantung terus berdebar. Trek yang lebar terasa semakin besar. Pembalap tidak lagi kesulitan untuk saling salip. Tidak ada persaingan ketat antara 'sang juara' seperti yang terakhir kita lihat saat Sebastian Vettel dan Fernando Alonso bertarung mati-matian demi jadi juara.

F1 2016: Balapan yang Membosankan, Mudah Diprediksi dan Kurang 'Greng'!racingblog.de

2014 memang menjadi awal segalanya. Perubahan peraturan yang terus terjadi dari tahun ke tahun membuat F1 seolah 'terlalu rapi'.

Perubahan mesin dan dominasi yang tidak masuk akal.

F1 2016: Balapan yang Membosankan, Mudah Diprediksi dan Kurang 'Greng'!topgear.com

Sejak musim 2014, sampai saat ini, Asosiasi Balap Internasional (FIA) telah mengubah peraturan terkait kapasitas mesin. Sejak 2006, mobil balap F1 menggunakan mesin V8 yang memiliki dua pasang silinder sehingga konsumsi bensin dan oli lebih tinggi. Penggunaan V8 justru membuat akselerasi mobil lebih baik dan memiliki suara 'garang' seperti yang diingat para pecinta F1.

Namun, FIA mengubah semua itu dengan mesin V6 1,6 liter yang membuat mobil jadi semi-otomatis. Ya, mesin ini punya 'masalah' tambahan yakni jumlah gearbox yang mencapai delapan buah. Memang akselerasi tidak jauh beda dengan V8, tapi pengguna V6 justru menghilangkan sensasi menonton F1, suara mobil yang jadi halus. Hal tersebut dikarenakan V6 lebih hebat dalam konsumsi bahan bakar. Memang, pada akhirnya FIA mempertimbangkan biaya balapan yang akan dikeluarkan masing-masing tim.

F1 2016: Balapan yang Membosankan, Mudah Diprediksi dan Kurang 'Greng'!skysports.com

Namun, realistis saja, tidak ada penonton dan pecinta F1 yang ingin tahu seberapa besar pengeluaran tim untuk sebuah balapan. Mereka inginkan sensasi luar biasa, seperti jantung para fans yang menonton langsung di sirkuit berdebar saat mobil 'garang' F1 dengan akselerasi top dan suara 'macho' melewati mereka.

Baca Juga: Dunia Akan Selalu Ingat 5 Kecelakaan F1 Paling Tragis Ini

Bukan hanya itu, penonton yang menyaksikan lewat layar kaca ingin tontonan berkualitas aksi 'saling sikut' antar mobil. Mereka tidak ingin menonton dominasi dan monotonnya balapan ketika satu pabrik atau dua pembalap itu-itu saja yang terus berada di depan. Dan hal tersebut telah berlangsung tiga musim. Musim 2016 ini, dominasi Mercedes-Benz masih tak terbendung.

Ya, memang penggunaan sayap dan rangka mobil juga berpengaruh. Namun, pada akhirnya mesin harus unjuk gigi. Setting-an pas mesin V6 Mercedes memang tidak pernah ada yang menyangka. Nico Rosberg dan Lewis Hamilton pun tidak perlu mementingkan ditinggal pembalap lain, hanya tinggal selip satu per satu maka dirinya akan berada di depan.

Peraturan baru yang semakin membingungkan dan 'juara bertahan'.

F1 2016: Balapan yang Membosankan, Mudah Diprediksi dan Kurang 'Greng'!twitter.com/F1PaddockPass

Musim 2016 ini juga FIA mengubah peraturan babak kualifikasi yang sejak awal memusingkan banyak pihak, termasuk tim dan pembalap. Singkatnya, peraturan ini memungkinkan seluruh pembalap yang 'beruntung' di kualifikasi untuk mengisi pole position. Namun, seperti dua musim sebelumnya, hal ini tidak berpengaruh besar. Rosberg dan Hamilton masih kuasai balapan dengan mesin top mereka.

Peraturan ini membuat kualifikasi pertama (Q1) sampai ketiga (Q3) tidak diikuti seluruh pembalap sekaligus. Dimulai dengan 22 mobil pada Q1, selama 16 menit sesi kualifikasi, tujuh pembalap paling lambat tidak akan mengikuti Q2. Hal serupa juga terjadi di Q2 di mana dalam 15 menit, tujuh pembalap lain yang terlambat akan dieliminasi. Dalam Q3, delapan pembalap sisa akan memperebutkan pole position.

F1 2016: Balapan yang Membosankan, Mudah Diprediksi dan Kurang 'Greng'!report.az

Dominasi Rosberg dan Hamilton ternyata berlanjut meskipun sistem membingungkan itu dibuat. Pada akhirnya, hanya beberapa pembalap 'kejutan' yang dapat membuat perbedaan. Sebastian Vettel bersama Ferrari dan Daniel Ricciardo dengan Red Bull adalah dua dari sekian pembalap yang dapat memberi perlawanan.

Meski begitu, sampai saat ini, Rosberg dan Hamilton masih menguasai klasemen. Kebosanan itu yang sudah terjadi dalam dua musim. Musim ini, memang Hamilton diprediksi akan jadi juara tiga kali berturut-turut sejak 2014.

Kamu yang pecinta F1, menurutmu, apa yang harus diubah dari F1 yang sekarang?

Baca Juga: 10 Fakta Tentang Max Verstappen, Pembalap Termuda yang Raih Podium Teratas di F1

Topik:

Berita Terkini Lainnya